Kamis, 18 Oktober 2012

Dan itu akan terjadi, nanti


Apa masih akan tetap sama dengan setiap ingatan yang kamu punya untuk mengingatku? Apa masih akan tetap sama dengan setiap waktu yang kamu luangkan untuk menyapaku? Apa masih akan tetap sama dengan rindu yang pernah ada dan selalu singgah?

Entahlah. Aku tak ingin mereka-reka atas jawaban apa yang nanti akan ku dapatkan dari mu. Setidaknya apapun jawabanmu nanti akan membuat hatiku lega setelah mendengarnya. Tak peduli itu akan membuatku jatuh ataupun akan membuatku melayang. Apapun itu nanti itu tetap KAMU.

Biarpun langit cerah berubah mendung. Siang berubah malam. Waktu terus bergulir begitu juga dengan keadaan. Tapi kamu akan tetap menjadi kamu. Dan aku akan tetap menjadi aku. Akan selalu seperti itu. Anggapan tentang kamu tak akan berubah masih akan tetap sama. 

Meski tak saling melengkapi, tapi kita akan tetap saling mengisi. Meski tak saling bertemu, tapi aku dan kamu bukan sesuatu yang semu. Meski tak saling bertatap, tapi kita akan selalu sependapat. Apa nanti kamu bisa melakukan seperti apa yang aku tulis ini? 

Kalau aku bisa. Aku bisa melakukan itu. Kamu tidak percaya? Kita lihat saja nanti, ketika kita sama-sama memiliki rambut putih yang menghiasi kepala kita. Ketika kita sama-sama memiliki kulit yang keriput. Ketika kita sama-sama memiliki rongga kosong dimulut kita. Kita lihat saja nanti.

Dan inilah fungsi dari tulisan. Dia bisa membawa ingatanmu kembali. Tapi itu nanti ketika kita sama-sama tak saling memiliki ingatan tentang apa yang terjadi saat ini. Setidaknya aku dan kamu akan mengenangnya, walau tak banyak. Setidaknya terlintas. Mari kita nanti saat-saat itu.  

Minggu, 14 Oktober 2012

Kamu, seseorang yang belum aku ketahui.


here
Dear Kamu,
Apa kabarmu?
Sudahkah memikirkanku?
Apa kamu (juga) mencariku?
Yang saat ini entah dibagian bumi mana kamu berada. 

Sesuatu yang tidak aku ketahui saat ini, tapi nanti ketika masa itu datang. Ya… untuk sesuatu yang tidak diketahui siapa, kapan, dimana, kenapa, apa saja, dan bagaimana hal itu akan terjadi nanti 5 atau 10 tahun kedepan barangkali. Sesuatu yang telah ditakdirkan-Nya untukku, kamu dan kita. 

Sederhana jika membayangkan kamu, seseorang yang nanti berdiri mendampingiku. Seseorang yang selalu ada setiap waktu untukku, menemaniku kapan saja. Itu menyenangkan, memiliki sosok seperti kamu yang aku idamkan. Sosok yang memiliki kekuatan cinta sama seperti aku memilikinya, untukmu. Seseorang yang nanti memelukku saat aku terpuruk, seseorang yang selalu tersenyum dengan apa yang aku lakukan, seseorang yang selalu ada ketika aku membutuhkannya, seseorang yang selalu memberikan senyum terbaiknya setiap pagi, ya dia seseorang, seseorang itu kamu.

Duduk manis, bersabar dan tetap melakukan apa saja untuk menunggumu sampai benar tiba saatnya kamu datang. Dan kita bertemu lalu berbincang tentang apa saja yang akan kita lakukan dimasa depan, nanti. Andai aku tahu siapa kamu, dimana kamu, dan kapan kita akan bertemu. Mungkin aku bisa mempersiapkan segala sesuatunya lebih baik saat ini, tentunya untuk kamu.

Memiliki sesuatu yang memiliki andil besar saat ini, sesuatu yang belum tersentuh dan belum memiliki wujud sama sekali tapi jelas tergambar. Sesuatu yang aku sebut dengan impian. Impian yang mengiringku untuk menujumu dan mencari siapa kamu. Sesuatu yang berada pada 5 atau 10 tahun dari masa ini. Impian tentang sederhananya sebuah bahagia yang nantinya tercipta bersama kamu. Kamu yang saat ini belum aku ketahui. Sesuatu yang telah tertulis oleh-Nya dan mengirimnya untukku. Kamu, masa depanku, nanti.

Memiliki seseorang yang tentunya memiliki impian yang sama, tentunya dapat berbagi apa saja. Teman berbagi suka, duka, tawa ria, tangis. Dan teman setia yang mau mendengar apa saja yang aku katakan bersama berbagi kisah pada senja, bersama berbagi cerita pada hujan. Atau barangkali duduk berdua didekat jendela sambil menyeruput teh hangat menikmati hujan yang turun bersama, seseorang yang tidak aku tahu siapa dirimu saat ini untuk masa depanku. Atau barangkali duduk berdua ditepian kolam ikan saat senja berpendar jingga lalu becerita apa yang telah kita lalui hari itu, suatu hari pada masa yang akan datang, nanti bersama kamu yang kini tidak aku ketahui.

Memiliki hobby yang sama, sama-sama menyukai hujan, senja, dan penyuka hewan-hewan lucu yang menggemaskan. Dan juga sama-sama penikmat kata. Impian untuk suatu pagi (nanti) ada kamu yang menuliskan kata sederhana yang tertulis pada secarik note berwarna putih dan bunga mawar segar setiap harinya terletak diatas meja yang posisinya tidak jauh dari jangkauanku, dan ketika aku terbangun aku bisa langsung menangkap kehadiran tulisan itu sesuatu yang sederhana “ Aku mencintaimu” dan aku tersenyum sambil menghirup wangi bunga mawar itu. Lalu mencarimu keluar kamar yang saat itu sedang berada ditepian kolam ikan memberi makan ikan koi peliharaanmu, peliharaan kita. Aku menghampirimu, memelukmu dan berkata “Selamat pagi, wahai penyejuk jiwaku” dan kita bersama menyiapkan sarapan pagi sebelum bersiap pergi kekantor masing-masing. Dan kembali bertemu setelah jeda hari itu. Kembali berbagi bersama senja. Atau mungkin kita bisa menikmatinya dipantai, menikmati jingga yang berkilau diatas air laut. Atau barangkali kita merangkai kata dibawah bentangan langit malam yang bertabur bintang, menuliskan berbagai kata untuk kita nikmati saat senja nanti. 

Membayangkan sosok kamu itu sudah cukup membuat aku tersenyum setiap kali mengingat impian itu. Semoga tuhan mendengar doa kita, aku dan kamu yang masih mencari. Semoga selalu ada aku disetiap doamu. Akupun begitu selalu menyelipkan doa terbaik untuk kamu dimasa depanku. Yang tak hanya memberikan kebahagian untukku, tapi juga keluargaku.



untuk kamu (nanti) seseorang yang belum aku ketahui.

Jumat, 12 Oktober 2012

Aku (pernah) menunggumu tanpa jeda.


here


Sore itu aku duduk ditepian danau seperti biasa tapi kali ini tanpamu. Menikmati hari yang sebentar lagi berganti dan aku  melihat pasangan muda-mudi yang sedang bercengkrama bersama alam. Mereka tertawa lepas. Aku memutar kepalaku keseliling, ternyata sama, mereka pasangan yang sedang berbahagia. Waktu mengizinkan mereka untuk berbagi bersama, untuk dpt melewati senja berdua, bahkan ada yang berempat, berlima, mereka sahabat. Lekukan senyum tidak lepas dari bingkai mulut mereka. Tapi tidak denganku. Aku merasa kosong, sangat kosong. Belum pernah aku merasa seperti ini sebelumnya. Apa (mungkin) ini akibat terlalu lama menunggu? Semoga tidak. Mencoba menelisik suatu waktu pada malam yang membuat aku merasa seperti ini. Kosong. Senja dan jingga kali ini hampa.

Ingat tidak suatu malam kamu mengatakan "I love you"?? Ya malam itu kita bertemu, seperti biasa setelah pertemanan yang terjalin beberapa tahun yang lalu. Kita terbiasa berbagi, bercanda, marahan, dan terkadang merasa kecewa (sendiri). Kamu tahu? Kata itu telah aku tunggu selama beberapa tahun untuk keluar dari mulutmu. Dan aku tak perlu lama untuk membalas ucapanmu itu "Love you too" gumamku. Tapi apa yang terjadi setelahnya, tak lama setelah aku membalas ucapanmu. Itu sungguh sangat melukaiku, sayang. Sungguh. Tak pernah aku merasakan sesakit itu. Tak pernah aku merasa sekecewa ini padamu. Kamu tertawa, melihatku setelah aku membalas ucapanmu. Kamu tergelak bebas. Apa yang terjadi?? Aku bertanya sendiri pada diri. "Haha, pasti dia akan berkata seperti itu juga kepadaku, nanti". Lalu kamu memelukku. Aahh, aku bodoh, aku lupa bahwa kamu hanya mencintainya. Bahwa kamu selalu menujunya.

Kamu tahu? Itu sangat melukaiku, sayang. Sungguh. Aku kecewa pada diriku sendiri. Karena aku tak pernah sadar, bahwa aku masih terhanyut oleh rasa yang selama ini aku miliki untukmu. Itu melukaiku. Aku masih tertidur bersama angan, yang selalu melemahkan logika, selalu memenangkan hati sendiri untuk menutup kekecewaanku padamu. Apa kamu melihatnya, sayang? Aku sakit.

Aku dan kamu tetap tertawa seperti biasa malam itu. Tapi dalam hati ini aku ingin menjerit, aku ingin menangis, aku ingin menghilang saat itu juga dari hadapanmu. Aku menguatkan diri untuk mendengar semua rencanamu untuk melamarnya, mendengar apa saja yang kamu persiapkan untuknya. Memberikan apa saja yang aku ketahui agar dia  senang dan dapat menerimamu. Aku melakukannya, untukmu. Setelah ini aku tidak tahu apa yang akan kujalani, nanti tanpamu. Semoga aku masih kuat berdiri.

Ah sudahlah, mungkin aku harus melupakan semua rasaku untukmu. Menganggap semua hanya biasa saja, sama sepertimu. Jika diumpakan buku tulis, maka aku akan menuliskan "aku (pernah) menyayangimu. Aku (pernah) menunggumu tanpa jeda. Aku (pernah) menginginkanmu". Cukup, hanya itu. Lembaran itu penutup, maka akan kututup buku tulis itu tidak akan pernah aku buka kembali. Cukup sebagai kenanganku. Cukup sampai disitu.

Tetaplah tersenyum, sayang. Aku akan selalu ada untuk mendengarkanmu walau nanti ada sekat yang terbentang antara aku dan kamu. Aku akan mendengar dan menemuimu kapanpun kamu memintanya untuk bercerita tentang dia. Seperti biasa, aku akan ikut tertawa denganmu. Selalu.
 

Senin, 08 Oktober 2012

Apa kabar hati?

here
Apa kabar hati?
Masih setiakah menanti?
Meski pagi telah berganti.
Apa yang kamu cari?
Jangan pernah merasa sendiri, ayo kesini kita berbagi.
Apa kabar hati?
Lihat senyuman mentari, kilaunya mencerahkan bumi.
Semoga kaupun begitu, kokoh berdiri tanpa henti sampai nanti.
Apa kabar hati?
Kabarmu kunanti, dipenghujung hari.
Berharap tiada luka yang terpatri.
Mari tersenyum menyambut hari.