Minggu, 15 September 2013

(Sekali lagi) kamu


Malam itu aku memimpikan kamu lagi. Entah hal apa yang membuatku kembali memimpikanmu hingga ketika aku terbangun aku sedikit terisak. Aku terbangun dengan perasaan yang sangat sulit aku jelaskan. Yang aku tahu aku merasakan sedih yang teramat sangat. Seolah kehilangan itu nyata. Rasanya baru sebentar aku memegang tanganmu, dan tanganmu merangkul bahuku. Seketika semuanya hilang, aku mencarimu aku memanggilmu. Barangkali rindu yang selalu aku pungkiri ini yang menghukumku seperti ini.
Dan seketika keangkuhan hati luluh. Aku tak lagi melawannya, aku membiarkannya merindumu sepanjang malam. Tak mengekangnya sama sekali. Ada getar yang begitu keras mendobrak dada. Ada suara yang tersedak di tenggorokanku malam itu. Sesak sekali. Sesak yang teramat sangat. Sulit untuk membujuk hati untuk melupakan mimpi yang baru saja berlalu. Semua begitu nyata.
Memori 1 tahun yang lalupun berputar sempurna diotakku. Ketika aku dan kamu pertama kali bertatap muka. Renyah senyummu seketika tergambar jelas. Kita berjabat tangan. Lalu, kamu mulai memacu kendaraanmu membawaku berkeliling dikotamu. Cepat sekali waktu itu berlalu. Bahkan mimpi yang aku lalui tadi terasa begitu nyata seperti waktu itu.
Sekarang aku harus mengakuinya bahwa aku menyerah pada hati. Menyerah pada perlawanan logika tentang adanya perasaan rindu yang membuncah ruah padamu, tuan. Hanya itu yang ingin aku sampaikan. Aku tidak bisa lagi menahannya dadaku terlalu sesak untuk menahahnnya sendiri. Maaf mungkin tak sepantasnya lagi aku berkata seperti ini padamu. Biarkan sekali lagi waktu yang mengatur akhir dari semua ini, seperti rindu yang baru kusebut padamu.

Izinkan rindu ini untuk selalu tertuju padamu, tuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar