Minggu, 27 Mei 2012

Bukan untuk mengulanginya

this pict from here
Kembali aku menyinggahi ruangan yang biasa aku datangi,  malam ini. Ruang dimana aku bisa memiliki semua tentangmu. Menikmati rekam canda tawa mu, senyum mu, diam mu. Aaahh, lagi-lagi aku menikmati semua suasana diruangan ini. Menjadi autis tidak masalah. Aku menyukainya. 

Dan ini entah kali keberapa aku singgah kesini. Kali ini aku datang bersama senja. Lihat senja begitu indah, apalagi jika disandingkan dengan hujan. Tapi sayang aku tak dapat menikmatinya, terlebih tanpamu Jingga. 

Aku membuka pintu ruangan itu, masuk perlahan. Menangkap jejak yang kamu tinggalkan. Yaaa, aku melihatnya. Jejak itu masih baru. Apa mungkin kita berselisih jalan? Seperti dua kapal yang berseberangan, namun tetap berlayar tanpa memberi sinyal.

 Sudahlah, tidak apa-apa. Setidaknya kamu tidak lupa akan ruangan ini. Ya walaupun terlihat berdebu pada setiap sudut lantai ini. Aku sedikit sibuk akhir-akhir ini. Sehingga aku jarang singgah untuk membersihkannya. 

Lihat piano disudut ruangan itu, kembali aku menangkap jejak jemarimu disana. Aku senang kamu memainkan kembali piano itu. Setidaknya aku masih bisa berfikir bahwa kamu tidak melupakan semua tentangku. Aku pikir kamu hanya berpura-pura. Iyakan? Buktinya kamu tak segan untuk mampir kesini. Walau sebentar.

Ahhh, aku rindu melihat jemarimu memainkan alunan melodi yang begitu indah. Bukan karena musiknya atau nadanya, tetapi itu karena kamu. Melihatmu memainkannya dengan penuh hikmat. Aku rindu waktu itu. Ketika kamu menoleh kearahku yang berdiri disampingmu, lalu kamu melemparkan senyuman khas mu itu. 

Begitu banyak memori terekam diruangan ini. Apa kamu juga melihatnya? Sama persis dengan apa yang aku lihat. Yaaa, kenangan itu. apa masih ada dimemorimu?
Lalu aku melanjutkan langkah keruang tengah. Ya ruangan itu adalah tempat kita bersenda gurau. Saling melemparkan candaan. Lalu aku merekam semua detail tentangmu. Tawamu, ceritamu, diammu saat memperhatikanku. Kamu tahu, setiap mata kita berpapasan, ingin rasanya aku masuk kedalam matamu itu. menjelajahi semuanya. Apa yang kamu pikirkan? Apa yang kamu rasakan? Agar aku tahu dan tak menerka. Setidaknya kamu merasakan sama persis dengan apa yang aku rasa. Itu harapanku.

Berdiam diri sejenak diruangan itu. Menikmatinya dalam diam. Aku duduk ditempat biasa, dilantai itu. Namun kali ini tidak ada kamu dihadapanku. Ya kembali aku pejamkan mata ini, mengulang semua detik yang pernah aku lewati bersamamu. Ternyata ruangan ini terlalu lama kosong tanpa kehadiranmu.

Apa saat kamu memasuki ruangan ini merasakannya. Kekosongan itu? 

Tiba-tiba saja semua rekam tentangmu bergema diruangan ini. Tawamu, candaanmu, gerakmu, aaahhh semua tergambar jelas. Itu mengobati rinduku. Sekaligus menambah  perih rongga dadaku. Aku tak tahu. Tapi perih itu mendominasi disini. Membuat aura panas disekitar bola mataku. Mendobrak paksa dinding hati untuk meluapkannya. Tapi aku masih bisa meredamnya.
Lihat sekeliling ruangan ini. Semua masih tertata rapi.

Terkadang aku berfikir. Kenapa aku tidak memintamu kembali untuk menempati ruangan ini. Namun hal itu aku urungkan. Karena aku tahu jawabanmu. Jingga lebih memilih bercumbu bersama kerlipan bintang. Sedangkan senja memilih bersama hujan. 

Ya aku hanya senja. Yang terkadang tak tertebak bahkan sengaja untuk kamu lewati. Melewatinya menjadi indahnya malam bersama bintang-bintang itu. Senja hadir begitu biasa. Kilaunya sesaat, tak seperti malam yang panjang. 

Sudahlah, itu anganku saja yang terlalu jauh.

Aku tidak ingin berjalan terlalu dalam diruangan ini. Sudah cukup. Sudah cukup sampai disini saja rindu itu terobati. Aku takut kalau aku berjalan lebih dalam rongga dadaku semakin perih. Pertahanan ku akan luruh. Seketika aura panas itu membuncah. Kali ini tidak ada kamu yang menenanginya. Aku yang harus menenangi diriku sendiri. Karena itu aku memilih untuk berhenti disini.

Melangkah keluar, menutup rapat pintu itu lalu menguncinya. Sesekali jika rindu itu datang lagi aku kembali. Hanya sekedar untuk melepaskannya. Bukan untuk mengulanginya.

3 komentar:

  1. ayolah move on..
    jd bikin galau aja...
    :P

    BalasHapus
  2. Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
    tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D

    BalasHapus