Selasa, 14 Juli 2015

Kamu Saat Ini Orang Yang Aku Cinta


Kita sama tahu perjalanan yang kita tempuh ini akan semakin jauh setiap harinya. Akan banyak hal yang kita temui, seperti kerikil-kerikil kecil yang terkadang membuat jalan kita goyah bahkan hampir terjatuh. Akan banyak lagi lubang-lubang kecil yang kita temui yang terkadang membuat kita terpuruk kedalamnya. Dan juga jalan lurus mulus yang membuat kita melesat cepat dan membuat tangan kita tetap bergandengan.

Apabila nanti diperjalanan kita menemukan jalanan berkerikil yang membuat aku terjatuh maukah kamu tetap mengenggam ku erat? Membantuku untuk kembali bangkit serta menghilangkan rasa sakit yang mendera?

Apabila nanti diperjalanan kita menemukan jalanan berlubang yang membuat aku terpuruk maukah kamu tetap mengenggam tanganku erat? Menarikku dari lubang tersebut dan kembali berjalan bergandengan? 

Sebab, kita bukan orang baru yang baru saja mengenal cinta. Ada seseorang sebelum aku yang lebih dulu mengenal sisi baik dan burukmu, memahamimu jauh lebih baik dari aku. Begitupun aku. Ada seseorang yang sebelum aku yang menyayangimu yang mungkin melebihi rasa sayangku kepadamu. Begitupun aku. Ada seseorang sebelum aku yang tahu persis apa kesukaanmu entah itu, jenis musik, makanan ataupun minuman, film, buku, club bola. Begitupun aku. Dan tentu ada alasan mengapa pada akhirnya kita sama-sama memilih untuk saling melepaskan.

Sebelum kita dipertemukan, adakah kamu berpikiran untuk jatuh cinta kembali dengan sosok seperti apa? Menyukai hal apa? Berpostur seperti apa? Atau barangkali kamu memiliki kriteria tertentu yang tidak sembarangan orang bisa mengetuk hatimu?

Saat ini kita sama tahu bagaimana perihnya rindu yang memberontak untuk segera dipertemukan. Disaat kita ingin melepas lelah namun pada kenyataannya kita harus menerima bahwa kita tidak bisa bertemu dengan mudahnya. Karena jarak yang membentang, pekerjaanmu yang menuntut untuk selalu berjauhan denganku. Yang tak ayal kita harus selalu menunda rindu ini berkali-kali. Dan kamu tahu bagaimana aku ketika sudah tidak bisa membendung rindu ini, dengan segeranya kamu menenangkanku dari seberang sana. Menyejukkanku dengan kata-kata lembutmu. Hingga semua yang aku rasa kembali normal seperti sediakala. 

Bahwa saat ini hubungan yang kita jalani bukan lagi seperti anak SMA yang jatuh cinta. Bukan lagi perihal mencoba-coba. Kita sama tahu tujuan dari hubungan ini akan dibawa kemana. Butuh hati yang sangat besar untuk selalu bisa memahami dan menerima kekurangan-kekurangan yang makin hari makin kelihatan diantara kita. Bersediakah kamu untuk tetap tinggal bersama kekurangan yang aku miliki? Bersediakah kamu untuk selalu menjaga hati dan kepercayaan yang aku beri? 

Kamu saat ini orang yang aku cinta terimakasih untuk hati yang selalu bersedia memahamiku hingga saat ini. Yang terkadang membuatmu bingung akan sikapku yang selalu cepat berubah-ubah. Terimakasih untuk bahu tegap yang selalu menjadi senderan disaat aku lelah. Terimakasih untuk selalu meluangkan waktu kapanpun itu jika aku memintanya. Terimakasih untuk selalu ada. Terimakasih untuk cinta yang luar biasa.


Teruntuk kamu yang aku rindu. Segera pulang yaa.....




Senin, 13 Juli 2015

Kamu

"people fall in love in mysterious ways" and I just wanna tell you I am.....

Tuhan punya banyak cara bukan untuk melakukannya? Mau dikatakan bagaimana, mau dipikirkan seperti apapun tetap cinta itu datang dengan sederhana. Seperti perhatian kecilmu yang mencuri perhatianku hari ke hari.

Kamu, seseorang yang kini bersamaku. Terimakasih selalu menyematkan simpul lengkung dibibirku setiap harinya. 

Kamu seseorang yang kini bersamaku. Bersediakah untuk mengikat janji setia meski jarak memisahkan?

Kamu seseorang yang kini bersamaku. Bersediakah untuk saling berpegangan sekalipun badai menghadang? Sekalipun goncangan membuat genggam perlahan lepas maukah kamu tetap mempertahankan?

Aku menyukaimu, dan aku lupa kapan pertama perasaan itu tumbuh. Hingga saat ini kita sudah menghabiskan milyaran detik untuk menghabiskan waktu bersama. Entah itu dengan saling bertukar kabar ketika kita saling berjauhan, atau sekedar duduk menemanimu makan malam. Sampai saat ini masih belum ada yang berubah, aku harap akan selamanya seperti ini.

Kamulah penerangku ketika aku berada dalam gelap.
Kamulah peganganku ketika aku mulai goyah.
Kamulah penenangku ketika aku mulai gelisah.
Kamulah rinduku yang selau ingin kupeluk erat.


Aku menyayangimu....


Selasa, 16 Juni 2015

Can we go back to the start?

Rasanya berbeda sekali setelah kamu pergi. Sungguh, suasana pagi hingga malam tidak lagi sehangat dulu. Dingin seperti hujan turun sepanjang hari.Tidak ada lagi sapaan manja yang terlontar dari bibirmu, tidak ada lagi ucapan selamat tidur untukku. Can we go back to the start? 

Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa tiba-tiba kamu memutuskan untuk meninggalkanku? Pertanyaan yang selalu ingin aku lontarkan kepadamu. Namun urung untuk kulakukan. Kamu tahu rasanya? Sungguh hal ini mengacaukanku.

Sulit melepaskan bayangmu yang menemaniku selama ini. Sulit melupakan kamu yang menemaniku dari remaja hingga hampir bisa dibilang dewasa untuk saat ini. Rentang 7 tahun itu bukan waktu yang sebentar untuk mengenalmu. Aku sudah tahu benar bagaimana watakmu yang keras kepala. Aku tahu benar impian-impianmu yang ingin kamu wujudkan dimasa depan. Tentang sebuah ruang baca yang ingin kamu bangun dirumah kecilmu. Tentang bagaimana susunan rak buku yang kamu idamkan. Tentang kota-kota yang ingin kamu kunjungi bersamaku.Tentang hobimu, kesukaanmu, sampai ke hal-hal yang membuatmu jengkel. Aku tahu semuanya sayang, aku sungguh tahu kamu. Tapi kenapa hal ini tiba-tiba datang?

Seperti ada benda keras yang menghantam rongga dadaku, sesak, sakit, pedih!!! Aku tak yakin jika hal ini menghampirimu kamu masih bisa tersenyum sepertiku. Seperti mimpi buruk yang menghampiriku setiap malam. Ingin rasanya aku mengejarmu ke kota itu. Bertanya tentang banyak hal kenapa hal ini bisa terjadi. Dan mungkin itu juga akan menjadi sia-sia sebab hatimu telah tertutup rapat hingga tak ada celah untuk aku masuk kedalamnya. Rasa yang kamu punya entah hilang kemana. Dan mungkin ini juga sudah jalan-Nya, sekuat apapun aku melawannya tetap saja jika kamu bukan untukku, kamu tidak akan pernah untukku. Aku menyadari itu. 

Namun aku terkadang masih belum bisa menerima kenyataan ini sayang. Maafkan aku selalu menganggumu dengan berjuta kata yang selalu membuatmu kesal. Bukan maksud ingin mengingatkan ke hal-hal yang pernah kita lalui bersama. Tapi apa memang semudah itu kamu melepaskan??




Jumat, 20 Maret 2015

Teka-teki romantis

Ah, kamu terlalu curang. Meninggalkan pesan tapi tanpa nama dan tanpa alamat. Aku kan jadi kebingunan menebak-nebak siapa gerangan. Kamu memang berhasil membuat hariku penuh dengan teka-teki. Setiap pagi selalu ada setangkai bunga diatas meja kerjaku. Selepas beristirahat juga selalu ada tulisan kecil diatas keyboardku bertuliskan, semangat!! lengkap dengan emoticon lucu. Ah, lagi-lagi kamu berhasil membuat tanda tanya dihatiku semakin besar. 

Setiap kali aku berusaha datang lebih pagi untuk melihat kamu datang, tapi selalu saja terlambat setangkai bunga segar sudah tergeletak manja diatas meja kerjaku. Lalu, kamupun aku tunggu sampai-sampai aku tidak keluar kantor meskipun jam istirahat. Dan pastinya kamu tidak akan datang. Entah saja mungkin kamu sudah tahu aku akan menangkap basah kerjaanmu itu. 

Pastinya kamu juga membuatku sedikit takut. Kalau-kalau kamu itu sosok psikopat yang mencari mangsa. Mencoba menarik mangsa dengan perhatian kecilmu. Tapi kupikir-pikir lagi rasanya tidak mungkin sosok kamu semengerikan itu. Perhatian kecilmu yang manis membuat simpul senyumku selalu mengembang setiap mendapati pesan-pesan kecil darimu. Sweet memang. 

Lalu, akupun meninggalkan catatan kecil untukmu. Sengaja aku tinggalkan disaat jam istirahat sebab rasanya tak mungkin aku menunggumu yang pastinya tidak akan datang dan langsung mengatakan "heii, ini aku yang selalu menaruh bunga dimeja kerjamu". Benarkan? 

"teruntuk kamu si pemberi bunga. terimakasih untuk setiap hadiah kecil yang selalu kamu selipkan dihari-hariku. terimakasih atas perhatian kecilmu yang selalu menyemangati. bagaimana kamu bisa tahu aku mengalami masa-masa sulit dengan kerjaan kantor yang menuntutku untuk diselesaikan hari itu juga? bagaimana kamu bisa tahu akan kesukaanku kepada bunga mawar putih itu? bagaimana mungkin juga kamu bisa meletakkan setangkai bungai itu setiap pagi? apa kamu benar yakin aku orang yang benar-benar ingin kamu beri? Apa alasannya?
Hei kamu si pemberi teka-teki romantis ini, tidakkah kamu ingin berbicara denganku? menemuiku secara langsung mungkin, atau mengajak ku minum teh atau sekedar berjalan ke toko buku?
Barangkali kita bisa menemukan kesamaan disela-sela pembicaraan kita nanti.
Maka, maukah kamu datang menemuiku sore ini??"



Ku tunggu jawaban kedatanganmu. 
Selamat bertemu, nanti.





Kamis, 19 Maret 2015

Beberapa Jika, untukmu.

Pernah dulu kamu berkata seperti ini "sudah lama tidak membaca tulisanmu". Lalu mulai rewel kamu bertanya kapan aku akan menulis lagi. Entahlah, jawabku singkat. Karena sejujurnya akupun ingin menanyakan hal itu kepada diriku sendiri. Dan sejauh ini aku hanya bisa bertanya tanpa mampu menjawabnya. 

Kamu pun mulai membujukku "ayolah menulis sepatah atau dua patah kalimat saja" katamu kemudian. "Menulislah. Setidaknya untukku" lanjutmu, sembari menatap lurus kosong ke depan. Seketika aku menoleh ke arahmu. Ada harapan diujung kalimat itu "setidaknya untukmu" kamu tersenyum, berlalu.

Entah kemana semua susunan abjad yang biasa aku rangkai itu pergi. Akupun mulai bingung, kemampuanku yang menghilang atau sosok kamu?? Aku bertanya keras kepada hati dan pikiranku.

Lama aku terdiam. Kamupun begitu. Berpikir apa yang harus aku jawab untuk meresponmu. Dan kamu......... Aku tak tahu apa yang kamu pikirkan. Tersirat kekakuan setelah senyummu itu. Tiba-tiba hening melanda kita. Diam seribu bahasa. Seperti kertas kosong yang kamu tunggu untuk aku lukiskan sesuatu, seperti itulah kira-kira.

Hening melanda kita. Diam seribu bahasa. Bermunculan beberapa pertanyaan yang ku tujukan untukmu disini.

Jika tulisanku tidak lagi tentangmu. Apa kamu masih akan meluangkan waktu untuk membacanya?

Jika tulisanku tidak lagi menceritakan semua hal tentangmu. Apa kamu masih akan singgah kesini untuk sekedar melihat-lihat?

Jika tiba - tiba aku berhenti lagi. Apa kamu masih akan bertanya kenapa aku berhenti melakukannya??

Dan apabila......
Kamu singgah dan sedang membaca ini, mohon tinggalkan jejak. Agar aku tak menerka-nerka apa kamu sudah membaca sesuatu yang aku tuliskan disini.


PS: kamu yang selalu datang diam-diam.
PPS: ya kamu!! bersediakah?




Rabu, 18 Maret 2015

(Pernah) Mencinta(i-mu) Sebegitu Dalam

Aku pernah mencintai seseorang sebegitu dalam. Sampai-sampai seseorang yang berada dekat denganku kuabaikan. Tapi dia selalu sabar menemaniku, bahkan dia tidak pernah marah ketika aku menceritakan kisahmu kepadanya. Dengan sabarnya dia akan mendengarkanku, sampai-sampai aku  mengabaikan perasaannya. Mungkin saja dia terluka, bahkan kecewa. Tapi hal itu tidak pernah dia perlihatkan kepadaku. Masih setia dengan kesabaran dan senyumannya.

Aku pernah mencintai seseorang sebegitu dalam. Sampai-sampai aku tidak pernah menuliskan hal-hal tentang apa-apa saja yang aku lewati bersama seseorang yang selalu ada untukku. Hanya kamu, kamu dan kamu yang selalu menjadi topik pembicaraan dan selalu aku abadikan. Tetapi dia yang selalu menemaniku tidak pernah menuntut apa-apa kepadaku. Sedikitpun!!

Aku pernah mencintai seseorang sebegitu dalam. Sampai-sampai aku tidak menghiraukan perasaanku sendiri dan perasaan dia yang selalu menemaniku. Bahkan dia yang ku cintai itu tahu kalau aku memiliki sesuatu yang luar biasa yang selalu aku pertahankan. Sebuah rasa. Tapi dia yang kucintai dengan sebegitu dalam hanya diam.

Aku pernah mencintai seseorang sebegitu dalam. Sampai-sampai aku melewatkan momen-momen kebersamaan bersama dia yang selalu ada untukku. Larut dengan berbagai khayalan dengan seseorang nun jauh disana. Berkali-kali. Tapi dia yang selalu ada mengingat sedetail apa hal-hal yang pernah aku dan dia lewati bersama. 

Perihal mencintaimu dengan sebegitu dalam begitu banyak hal yang aku pertaruhkan untuk mendapatkan secuil pintu agar ada sedikit jalan untuk aku masuk ke hatimu. Namun tetap saja tidak ada celah.

Perihal mencintaimu dengan sebegitu dalam sudah perlahan aku lupakan, tidak lagi seperti dulu. Semua yang aku rasakan telah kembali ke kadar normal dalam menyukai seseorang. Penilaian "relatif" yang selalu aku perbincangkan denganmu dulu. Ya seperti itu. Seperti yang selalu kamu bilang dulu, bahwa hal ini tidak seharusnya terjadi. Ternyata memang benar. Tidak ada alasan untuk terlalu mencintaimu, tidak ada alasan untuk membenci, tidak ada alasan untuk tidak bahagia karena tidak bersamamu.

Sebab sudah seharusnya aku memperhatikan dia yang selalu dekat denganku. Terimakasih untuk seseorang yang selalu ada dalam suka dan dukaku. Seseorang yang benar-benar tahu akan kekuranganku. Seseorang yang masih bertahan sampai saat ini meskipun dia tahu aku sempat sebegitu kejamnya dulu. Seseorang yang selalu berada di posisi teratas ketika aku mendapatkan masalah. Seseorang yang selalu mendengarkan keluhan-keluhanku dan mengembalikan kepercayaan diri untuk dapat berbuat lebih baik lagi. Terimakasih untuk seseorang itu.

Sebab mencintai seseorang itu tidak seharusnya memaksakan diri. Memaksakan diri untuk dapat diterima. Dan memaksakan diri untuk bahagia.

Semua yang tersisa hanya sekedar kenangan yang hanya memang untuk dikenang, tidak lebih!! Dan akupun yakin kamu sudah jauh berlari didepan aku hanya diam ditempat. Sudah saatnya untuk berbalik demi yang terbaik.


Sekedar Mencari Tahu.

Jika kau hanya datang untuk sekedar mencari tahu. Maka kau hanya akan berspekulasi sendiri tentang ini dan itu. Kenapa tidak bertanya?

Jika kau hanya datang untuk sekedar mencari tahu. Maka kau hanya akan menemui pendapatmu sendiri. Kenapa tidak bertanya?

Jika kau hanya datang untuk sekedar mencari tahu. Maka kau hanya akan menghadapi dirimu sendiri. Kenapa tidak bertanya?

Jika kau hanya datang untuk sekedar mencari tahu. Maka kau hanya akan mendengar suaramu sendiri. Kenapa tidak bertanya?

Maka ada baiknya jika ingin tahu bertanyalah, sebab pasti kau akan menemui jawabannya jika tidak sekarang mungkin nanti.