Kamis, 22 November 2012

Tetap ada Hati yang memenangkan hati


Akhir-akhir ini aku merasakan sesak yang amat luar biasa yang menekan rongga dadaku. Mencuri-curi pandang dilayar handphone-ku untuk sekedar melihat status BBM-mu dan juga gambarmu yang terpasang disana. Selalu seperti itu. Tentunya hal itu aku lakukan tanpa sepengetahuanmu. Hanya untuk meredakan sesak yang ada, tapi hanya sebentar hal itu mampu meredakannya. Dan kembali terulang. Entah itu karena rindu, atau karena hal lain yang aku sendiri tak mampu memahaminya.
Lama tak berbagi cerita denganmu. Aku merindukannya.
Apa yang terjadi pada hatiku setelah pertemuan itu, semua terasa begitu menyenangkan. Itu menurutku, kamu? Apa kamu sesenang hatiku? Kamu tahu rasanya bukan hanya sekedar lega karena kita telah bersua, lebih dari itu. Aku semakin jatuh hati kepadamu. Aaahhh, malam itu tidak bisa aku lupakan. Akhirnya aku bisa menikmati gerimis bersamamu, itu kenangan yang akan selalu aku kenang sampai nanti.
Bisa kamu rasakan apa yang aku rasa. Lelahnya menahan rindu, lelahnya mencari kesibukan agar aku tidak merasa sesak karena rindu ini. Nyatanya aku tak bisa mengecoh hati. Selalu kalah dan patah karena rindu ini. Rindu untuk bertemu, rindu untuk duduk berdua menikmati jus alpukat itu (lagi), rindu kepada setiap jejak yang pernah aku lalui dijalanan itu bersamamu. Dan terutama rindu itu (masih) kepada kamu yang tumbuh luar biasa menguasai hati ini.
Bercerita tentangmu pada seorang sahabat, dan apa yang dia katakan cukup menenangkan hati. Hingga nanti ketika sendiri datang lagi, rasa itu pasti hadir kembali. Dia berkata bukan waktu yang salah, tapi memang belum waktunya untuk kamu bersamanya. Disitu aku menerimanya, mencoba bersikap realistis. Bahwa ada benarnya juga sahabatku itu. Tapi tetap saja rindu dan rasa ini menang menguasai hati. Mereka berhasil membuatku untuk terus menganggumu, setiap waktu. Kamu tahu? Untuk melakukan obrolan atau sekedar menyapamu aku harus mendengarkan suara hati dan logika yang selalu tak sejalan. Mereka bertentangan. Tapi tetap ada hati yang memenangkan hati. Karena hati selalu mempunyai pola tersendiri untuk melakukannya.
Hingga detik saat aku menuliskan ini aku masih merindumu. Merindui setiap momen yang pernah ada. Mengulang setiap rekam yang terjadi 4 tahun lalu, hingga sampai pada sebuah pertemuan nyata antara aku dan kamu, selalu mengulangnya. Apa kamu (pernah) seperti aku?? Mengulangnya walau hanya sebentar. Mengingat hal-hal yang pernah ada malam itu. Berputar keliling kota, nonton, bercengkarama menikmati jus alpukat, mendengar cerita tentang masa kecilmu bersama teman-teman sebayamu dijalan itu, serta momen dimana aku yang memboncengmu malam itu, lucu sekaligus senang untuk mengingatnya dan menikmati gerimis pada malam terakhirku dikotamu.
Semua terasa menyenangkan. Semoga jika masih ada kesempatan untuk bertemu lagi keadaan akan semakin menyenangkan. Dan semoga waktu memberikan kesempatan yang lebih panjang lagi. Sekali lagi kata ini terlahir masih untuk kamu. Serupa aliran sungai yang menuju laut, selalu mencari dan mengaliri celah yang ada . Tinggal mengikuti. Mengikuti rindu yang menguasai hati, entah sampai kapan. Aku (masih) menikmatinya seperti dulu.

#repost

Tidak ada komentar:

Posting Komentar