Apa kamu tahu
rasanya menahan rindu? Apa kamu tahu bagaimana rasanya menahan diri untuk tidak
mengganggumu dalam sehari? Apa kamu tahu bagaimana rasanya merindukan suara
seseorang yang benar-benar dinanti? Rasanya sesak sekali, aku tidak bisa
menahan. Membuat aku kehilangan konsentrasi dalam beberapa saat. Yang aku ingin
hanya menyampaikan beberapa kalimat saja. Namun rasanya itu sudah cukup berat
sekali aku lakukan. Aku takut kamu tidak menyukainya. Aku takut kamu bosan.
Ketika aku hanya mengirimkan pesan singkat “haii..”
atau “have a nice day” itu sudah
membuat ku lega dalam beberapa saat. Dan seketika kamu membalasnya “haii ” atau
“iya, kamu juga ya” hanya itu tapi cukup memberikan ku energi untuk hari itu.
Aku yakin kamu
pasti heran dengan sikapku. Ketika kamu mempertanyakan sosok lain(DIA), aku
jadi diam. “Kenapa kamu tidak menghubunginya?” Itu pasti yang kamu pertanyakan.
Aku diam, karena aku tak memiliki alasan apa-apa untuk menjawabnya. Yang aku
tahu aku hanya ingin menghubungimu, mengganggumu setiap waktu. Itu saja.
Setelah kamu mempertanyakan itu kita menjadi kaku. Seolah-olah ada kesalahan
yang kita perbuat. Kita menjadi diam dalam beberapa saat. Lalu kita kembali
menyambung obrolan yang sempat terputus. Kita kembali tertawa dalam sunyinya
malam. Melewati beberapa malam bersama hingga langit gelap itu bergeser oleh
tikar fajar yang mulai membentang.
Kamu tahu hal
apa yang paling kuhindari ketika aku bersamamu? Yang sangat kutakutkan dan
sangat sangat kuhindari, ketika aku dan kamu harus mengakhiri. Harus mengakhiri
percakapan itu. Kita sama-sama mengucapkan salam perpisahan. Tapi selalu ada
hal yang kurang setiap ucapan perpisahan itu terlontar. Ingin aku sampaikan,
namun kembali perasaan segan itu muncul. Ingin sekali aku menyampaikan atau
mengatakan ke kamu “will miss you” hanya
itu. aku ingin kamu tahu bahwa aku merasakannya setiap waktu. Apa kamu juga
begitu?
Terlalu
munafik jika aku tidak merasakan hal itu. Aku tak bisa menyembunyikannya.
Sekali lagi aku tak bisa berpura-pura dengan rasa. Apalagi sesaat kamu selesai
menceritakan tentangnya. Seseorang yang dapat melihatmu setiap saat. Seseorang
yang dapat mengunjungimu setiap waktu jika ia ingin. Tak seperti aku. Seseorang
yang pernah singgah dikehidupanmu. Seseorang yang pernah melewati sepanjang
hari bersamamu. Seseorang yang dapat menyandarkan kepalanya ke bahu mu saat dia
merasa tidak kuat. Aku ingin merasakan seperti dia. Sungguh..!! Aku cemburu,
benar-benar cemburu. Seharusnya rasa itu tidak ada. Tidak sepantasnya aku
mengatakan hal itu ke kamu dan mengakuinya. Karena aku tak punya hak atas itu.
Tapi tetap saja aku tidak bisa menyembunyikannya. Aku tuangkan lewat tulisan.
Namun rasanya hal itu belum juga membuat ku lega.
Hanya bisa
seperti ini. Saling memahami dalam diam, itu yang sering ku katakan ketika kita
larut dalam hening. Mendengarkan suara hujan, suara angin yang turun dan
berhembus kala itu. Kita sama-sama larut dengan pemiikiran masing-masing. Aku
tak tahu apa yang sedang kamu pikirkan. Tapi jika hal itu kamu tanyakan ke aku.
“Apa yang sedang kamu pikirkan?” maka aku akan menjawabnya “aku memikirkan
semua tentang mu. Semua waktumu, dengan siapa kamu melalui hari ini. Ingin
mendengar cerita-cerita terbaru darimu. Aku ingin selalu mendengarmu. Aku ingin
…. Aku ingin… Aku ingin selalu mendapat kabar darimu. Aku ingin mencubitmu
ketika kamu menggodaku dengan celetukan khas mu. Aku ingin melihat goresan
wajahmu secara jelas malam itu, ingin melihat mu tersenyum, tertawa lepas.”
Hanya itu,
tidak lebih. Aku hanya takut kehilangan sosok kamu. Dan jangan tanyakan alasan
kenapa aku berfikiran seperti itu. Aku tidak memiliki jawaban atas itu. Yang
aku tahu hingga saat ini aku tidak memiliki alasan untuk menyayangi mu sejak
dulu. Sejak pertama kita kenal.
Ketika kita
mulai bertemu kembali dalam ruang tanpa dimensi ini. Kamu meminta ku untuk
membacakannya. Apa yang kamu rasakan setelah kamu mendengarkanku? Apa kamu
merasakan rasa yang aku rasakan ini? Selalu…. Yang jelas, ketika aku mulai
mengenalmu, hingga saat ini aku tidak pernah menyesal sedetikpun dengan
perkenalan ini. Karena aku bahagia bisa mengenalmu. MY HEART IS PERFECT BECAUSE… YOU ARE INSIDE, DEAR. Always will…. And
please, don’t leave me alone like yesterday. ^_^ I can’t
Ada yang lebih penting
dalam sebuah rasa yang ada diantara dua insan yang saling menyayangi bukan
STATUS tapi HATI. Yakinlah….
(not only about status
itself that much more crucial in loving each other,despite of the Heart. Trust
it…)
"... Ini sudah benar dari awal. Aku mencintaimu tanpa tanda
tanya..."-By Moammar Emka on Dear You
Tidak ada komentar:
Posting Komentar