this pict from here |
(Tulisan mu yang masih selalu aku baca
setiap kali aku merindukanmu…)
Sekarang
aku sedang menuliskan beberapa paragraf tentangmu dilaptop ini. Nanti kamu
pasti kan membacanya dan jangan menyalahkan aku ya. Jika nanti tulisannya tak
seperti maumu (aku tertawa nyaring) hanya bergurau sayang. Ini aku
menulisnya tentangmu,tentang hubungan kita yang sudah berjalan 4 tahun lebih
waktuny. Lumayan lama kan untuk pasangan semuda kita ini? Tapi lama atau
tidaknya aku cuma merasakan satu hal mewakili segala perasaan saat bersamamu. Kamu
mau tahu? Apa? "Perasaan tenang". Kamu tahu hal apa
yang membuatku tenang berlama-lama denganmu? Senyummu. tawamu. itu
membuatku kecanduan setiap melihat ekspresi itu. Bahkan bila sehari saja aku
tak menatap wajahmu itu rasanya Ahh… Meresahkan sayang. Sungguh.
Itulah
mengapa sampai sekarang aku selalu mahir mengumpulkan berbagai alasan agar tak
terlalu lama bekerja diluar dan segera pulang agar bisa lebih lama bersamamu
lagi. Konyol kan? Kita tak bisa cepat kaya jika tingkahku terus seperti
ini tapi (tenanglah..hatiku sudah lama merasa kaya saat aku diberikan
kesempatan memilikimu) saat mereka para pria itu tak bisa merasakan
bagaimana bahagia menjadi hatiku yang hebatkan oleh wanita sempurna sepertimu.
Oia
sayang.. bisakah kamu buatkan aku secangkir teh hangat? Aku suka teh melati itu
yang biasa kamu buatkan untukku. Manisnya teh itu semanis senyummu tapi jika
diadu aku tetap kan berpendapat senyummu itulah yang paling manis. (Aku tahu
di paragraf ini pasti kamu tertawa geli saat membaca tulisan ini) tapi ini
sungguh sayang.
Kita
selalu seperti ini, setiap harinya selalu mengistirahatkan diri dengan duduk
diteras rumah kita, menikmati teh melati lalu memperhatikan senja dan saling
menceritakan berbagai hal sederhana yang sama-sama kita sukai. Kadang kita
sama-sama membicarakan tentang kita yang kan punya anak berapa, bulan madu di 5
tahun pernikahan dimana,tentang rasa masakan buatanmu,tentang pekerjaan
kantorku dan masih banyak lagi. Hingga kita sama-sama hening dalam sepi dan
hanya terdengar petikan sinar gitar tua ini. Kamu sangat menyukai hal ini
kan sayang? Kadang aku menyanyikan beberapa lagu untukmu hingga selesai dan
kau tertidur disampingku. Kadang juga kita bernyanyi bersama hingga kau merasa
lelah dan meminta untuk istirahat sejenak dengan kembali memelukku. sesukamu. Selama
mungkin yang kau mau. ahh..ini moment yang sangat romantis.
Tapi
sayang.. ada hal yang sering lupa kita bicarakan bersama. kita lupa
menceritakan bagaimana perasaan kita bila nanti cinta kita redup. kita lupa
menceritakan bagaimana rasanya bila kehilangan itu nyata. Kita juga lupa saling
menceritakan bagaimana rasanya bila diantara kita ada yang saling meninggalkan.
Dan kita tidak pernah membahas sama sekali kan? Kita hanya tahu cinta
itu bersama, Tak ada dendam ataupun bagaimana rasanya kecewa. Ya.. itulah cinta
kita.
Tapi
nanti, jika kehilangan itu nyata maukah kamu bersedia mengikhlaskannya? Aahh..
aku ini menulis apa sih? Sudahlah abaikan saja sayang.
Ahh..sial
aku memikirkan lagi tentang kehilangan itu. Sudahlah begini saja. Nanti jika kamu
membaca tulisanku dilaptop ini dan saat berbalik aku sudah tak ada, kumohon
jangan mencari karena saat-saat seperti itu bisa saja kamu kan merasakan lembab
memanas disekeliling bola matamu. Dadamu kan merasa nyeri dan seluruh tubuhmu
kan merasa letih begitu saja. Nanti bila kamu tetap memaksa mencari yang ada kamu
hanya akan menatap kosong kursi diteras rumah kita, kamu hanya akan bertemu
dengan cangkir biru yang biasa kamu tuangkan teh melati disitu. Dan nanti bila
kamu tetap memaksa untuk mencariku lagi yang ada kamu hanya akan merasa lirih
yang berkepanjangan saat memandang gitar tua itu. Lalu kamu akan merasakan
rindu yang dahsyat yang tak bisa berhenti begitu saja sebelum aku datang pulang
menemuimu (tapi apa bisa?). Sudahlah.. hapus air matamu. Tengoklah senja
karena aku ada disitu, melihatmu dari sini. Lebih lama dan lebih lama...
(Senja Tanpamu...)
Senja
beringsut meredup, kala jingga mulai menghitam pekat kala itu. Seperti biasa
aku mnghabiskan lembayung, menikmati langit yang berubah pekat. Sesekali
menyeruput secangkir teh hangat sambil melemparkan pandangan jauh kelembayung
itu. Kali ini tak seperti biasa, kamu tidak disini.
Apa
kamu disana juga menikmati apa yang aku rasa saat ini?
Aaaaahh,
rasanya aku tak ingin beranjak pergi dari teras ini. Aku masih ingin merasakan
kenangan itu bersamamu, mengulangnya setiap hari. Apa kamu juga seperti itu?
Apa kamu juga hadir saat ini, duduk bersamaku menghabiskan senja ini?
Kursi
ini, aku tak ingin memindahkannya. Aku ingin dia tetap disana, agar senantiasa
aku selalu bisa merasakan bahwa kamu tak pernah meninggalkanku sedetikpun kala
senja berlalu. Seperti biasa, aku membayangkan kita tertawa, serta berbagi
cerita sepanjang hari yang telah kita lewati.
Senja
kala itu menjadi senja terakhirku bersamamu. Aku benci pada waktu saat itu.
Kenapa saat itu aku tidak memanggilmu untuk tetap duduk bersamaku. Aku benci
senja itu. Kenapa aku tidak menahanmu.
Itu
menjadi senja terberat dalam hidupku. Melihatmu untuk terakhir kalinya.
Melihatmu terbujur kaku. Ahh aku membencinya. Ayo duduk kembali disini
bersamaku. Tersenyumlah untukku. Apa kamu tidak mau melakukan hal itu lagi
untukku? Ayo bangun. Sekuat tenaga aku menggoncang badanmu. Ayo bangunlah.
Suaraku sudah habis untuk memanggilmu. Setidaknya berikan aku waktu sekali
lagi. Ayo tersenyumlah.
Apa
aku tidak bisa lagi melihat senyummu? Apa aku tidak bisa lagi merasakan
sentuhan tanganmu? Apa aku tidak bisa lagi mendengarkanmu bernyanyi sambil
bermain gitar untukku? Ayo lah lakukan itu lagi.
Hari
ini adalah hari ulang tahunmu. Dan hari ini adalah tahun ke 5 untukku melalui
hari lahirmu, tapi tanpa kamu. Menatap nanar pada lilin yang kupajang untukmu.
Ayolah hadir sebentar saja malam ini. Aku ingin melihatmu. Sebelum aku
benar-benar melepasmu. Sebentar saja. Tak terasa aku merasakan hangat disekitar
mataku, merasakan ada bulir-bulir yang jatuh perlahan. Apa kamu tidak
melihatnya? Datanglah untuk sebentar saja, disini.
Setidaknya
temani aku meniup lilin ini untuk kamu. Lalu, aku tidak akan meminta kamu hadir
kembali. Aku akan melepaskanmu. Membiarkanmu bebas disana. Tapi tetaplah kenang
aku. Ternyata hal yang tak pernah kita bicarakan itu terjadi. Untuk menjalani
waktu tanpa kamu, itu hal terberat sayang.
Tak
ada lagi senyum terbaik yang kudapati sebelum aku memejamkan mata, tak ada lagi
sapa lembut yang menyambutku di pagi hari. Aaaahh
sayang aku merindukanmu. Tak ada lagi suara senar gitar yang mengalun indah
untukku. Tak ada senja terbaik yang akan kudapati lagi.
Apa
kamu melihat hal ini sayang? Kamu tahu kan yang terjadi saat ini? Aku tanpamu.
Berharap
menangkap sosokmu senja ini. Lalu tak akan kubiarkan pergi lagi. Senja dan kamu
akan menjadi hal yang tak bisa aku lepaskan. I Love You.
aku suka bagian kata kakak yg, "setidaknya temani aku meniup lilin untuk kamu.."
BalasHapusahh.. jgn tarik hal itu dan sampai mengena didunia nyata, itu nyerinya luar biasa. cukup sampai ditulisan saja :)
terima kasih untuk tulisannya kak..^^
:) iya jangan sampai kejadian didunia nyata, gak kebayang beratnya seperti apa. heeee
BalasHapusIndah banget untaian kata-katanya yaa.
BalasHapusaku tak bisa berkata apa2 . . . .so nice.....
BalasHapussalam kenal ya . .
salam kenal & follow :), aku dari postingannya Aii dan lanjut baca ke sini, tapi agak rancu yang meninggalkan sebenarnya siapa? mungkin kalau di akhir2 tulisan di siratkan dengan "siapa yang akan membuatkan ku teh melati lagi?" mungkin bisa ketahuan kalau yang meninggalkan adalah pasangannya, atau kalimat "andai kau masih disini akan ku buatkan kau teh melati kesukaanmu itu" yang menyiratkan kalau yang meninggalkan adalah si penulis di laptop ^^V
BalasHapusibnu@ thanks.....
BalasHapusNF@ terimakasih saran dan kunjungannya ^_^ hehehe