Kembali malam ini aku (hanya bisa)
menuliskan tentang kamu. Tanpa bisa duduk bercengkrama bersama, menikmati
langit malam di kotamu. Tapi (masih) seperti biasa kita bertemu pada ruang yang
sama sekali tak bisa kita jamah. Apa akan selalu begini?
Aku rindu berbagi waktu seperti dulu. Kalau kamu?
Lihat cahaya yang berpendar di
langit malam ini. Kamu melihatnya bukan? Ya, walau bukan sinar bulan atau
bintang, itu cahaya lampu yang berkilau dibawah rintik yang turun malam ini di
kotaku. Indah, kilaunya sempurna. Sama seperti senja yang selalu menemaniku
untuk menunggumu.
Hujan malam ini, entah hujan yang
keberapa mengisi malam-malam tanpa kamu (disini). Tapi tenang, kamu akan selalu
aku rasakan (disini). Setidaknya hanya untuk aku. Berlebihan kah?
See, aku masih memiliki semua kata untukmu. Meski mungkin ada waktunya dimana
tak sepatah kata yang mampu keluar. Dan akan masih sama setiap jawaban yang
nantinya (mungkin) akan kamu tanyakan kembali.
Kata bisa saja mati tercekat. Tapi
tidak dengan rasa. Duduk diam sambil mendengarmu bercerita itu mengasikkan,
jauh mengasikkan dari sebuah perjalanan yang menyenangkan. Kali ini banyak
cerita yang menumpuk ingin segera aku bagi bersamammu. Hanya saja waktu belum
bersedia membagi detiknya.
Raga tentunya akan menua, apa hati
(rasa) juga akan begitu? Meredup seiring waktu berlalu. Semoga saja tidak
(dalam harap).
Lihat hujan masih setia pada bumi.
Dan senja masih bersama jingganya. Semoga rasa itu juga. Tentang kamu memang
tiada habisnya. Tulisan ini hanya sedikit dari ribuan kata yang tak mampu aku
tuangkan di dalamnya.
ahhhhhh kakak ahh :(
BalasHapus