from here |
Dear You,
Aku tahu persis kamu di sana masih berdiri pada satu tanya.
Namun aku juga tahu, kamu selalu mengalihkannya. Sehingga sosok tanya itu menghilang. Perlahan, seiring lupamu.
Aku tahu persis kamu di sana menikmatinya.
Ya, menikmati rintik yang menjadi riak dipermukaan tanah itu. Kamu tahu maksudku apa. Ya, dia hujan. Kamu masih menikmatinya. Sekedar menikmatinya. Tanpa rindu.
Akupun sedang menikmatinya. Tanpamu.
Kita sama tahu. Tidak ada yang ingin bertahan lama dalam keadaan ini. Kita perlu menentukannya sendiri bukan?
Seperti aliran sungai yang menemukan pecahannya dalam satu aliran. Kita seperti itu. Dulu kita satu. Tanpa aku ucapkan pun kamu sepertinya sudah tahu. Tapi kini tidak lagi. Kita tetap air yang mengikuti arusnya. Namun kita terpisah, seiring arus itu menemukan kita pada sebuah batu. Kita membelah, tentu bukan batu itu yang terbelah. Melainkan kita.
Kita menemukan arus sendiri. Tanpa saling berinteraksi. Kamu bebas melaju, akupun begitu.
Setidaknya seperti itulah kini. Walaupun pada akhirnya tujuan dari aliran itu adalah laut. Tapi kita tak pernah tahu berapa lama waktu yang harus ditempuh untuk bertemu kembali.
Nyatanya bebasku, bebas yang mengikat. Selalu ingin kembali beriring mengikuti aliranmu. Kembali kepada tanya, apakah aliranmu terhenti menungguku. Meskipun aku tahu, aliranmu sudah melaju lebih dulu, menyatu dengan arus. Sedangkan aku, aku belum tahu apakah aliranku akan sampai atau tidak. Atau malah hanya akan menguap tersengat matahari sebelum sampai menujumu.
salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
BalasHapusjujur dalam segala hal tidak akan mengubah duniamu menjadi buruk ,.
ditunggu kunjungan baliknya gan .,.
wah artikelnya , menjadi motivasi buat saya kak :)
BalasHapusmakasih iia :)
Simak Tantangan Kreatif Blogger Berhadiah Mingguan & Grandprize Android