Aku lupa bagaimana senangnya ketika mengangkat
telepon darimu. Lalu sedetik kemudian suaramu terdengar diujung sana.
"Hai, kamu apa kabar hari ini?" Disela-sela kesibukanmu.
Aku lupa
tentang bagaimana senangnya terbangun tengah malam dan mendengar sapaanmu
diseberang sana. Mendengar celotehanmu sepanjang malam hingga pagi menjelang.
Menertawai hal-hal aneh dan lucu yang kita lalui hari itu, walau dalam hal ini
porsi kamu lebih besar untuk bercerita dan aku berperan sebagai pendengarmu
yang tentang apa saja kamu ceritakan aku selalu tersenyum dan tertawa.
Aku lupa
bagaimana antusiasnya aku menunggu telepon genggam ku berbunyi untuk sekedar
memeriksa itu SMS darimu atau
bukan. Ketika aku menyadari SMS itu dari kamu tak ayal senyumku dengan
spontan mengembang. Hanya untuk mengingatkan "Jangan lupa makan
siangnya", sederhana tapi begitu sarat akan makna. Dan tentu saja hal itu
memberiku efek bahagia sepanjang hari.
Aku lupa bagaimana rasanya berjalan kaki dibawah
rintik hujan yang membuat kita sedikit basah. Tapi hal itu sangat kusukai,
tentu saja hal itu karena ada kamu disampingku. Yang mungkin bagi sebagian
orang tidak akan nyaman berjalan seperti kita.
Aku lupa
bagaimana senja cepat sekali berlalu ditaman itu. Padahal saat itu kita baru
saja duduk dan menikmati es krim berdua dan tiba-tiba saja langit sudah gelap.
Hamparan jingga berubah menjadi gemerlap bintang. Dan kamu berkata "Cepat
sekali waktu ini berlalu" sambil melihat jam tanganmu.
Aku lupa bagaimana rasanya ketika kamu tiba-tiba
meneleponku hanya untuk mengatakan "Aku rindu kamu" dan aku hanya
bisa tersenyum diujung teleponku. Kamu bilang "Beri aku waktu 5 menit saja
untuk berbicara denganmu", dan tahu-tahu kita sudah menghabiskan 2 jam
percakapan. Sehingga pekerjaan kamu dan aku terbangkalai tapi kita sama-sama
menikmatinya.
Dan aku lupa dengan semua perasaan yang senyaman
dan semenyenangkan itu, sudah lama.
Sampai kemudian, ada dia.
Note: Cerita diatas ngikut gaya tulisan nya Mas Erick Namara :D
Bagus dek. :)
BalasHapus