Senin, 18 Juni 2012

Getar yang tak Tersirat

cerita sebelum nya :

Part 1 :

Part 2 :

Part 3 :

Silahkan dinikmati :D

***
Sepertinya kita selalu memiliki kisah pada senja. Apa mungkin senja memang mengaturnya untuk kita, Amuri? Aku membatin. Sembari melihatmu, menangkap siluet senyummu yang membingkai indah menambah kesempurnaan senja.

Ada kata yang tak sempat kamu utarakan ketika itu, tapi aku tahu maksud yang tersirat di matamu itu, sayang. Aku tahu, sambil mendekap erat tubuhmu.

Amuri, I love You… kembali matamu itu menatapku, dan berujar I love you too, lalu kembali mendekap erat aku seolah-olah kamu tidak akan pernah melepaskan pelukan itu, Amuri. Lihat senja ini, begitu sempurna, katamu. Ya sangat sempurna sayang, apalagi ada kamu di sini bersamaku. Aku menikmatinya, seraya melirik kearahmu yang tak henti melihat kearah air laut yang berwarna jingga berkilau.

Tentang keinginan untuk bersama itu, ternyata kamu menyambutnya. Setidaknya sedikit bisa menenangkan aku saat ini. Tapi aku masih tidak tahu masih ada rasa yang membelenggu disini. Semoga saja kamu tidak menangkapnya.

Yang aku tahu saat ini aku bahagia memiliki waktu bersamamu, yang aku tahu saat ini senja selalu berirama menyambut cerita, yang aku tahu kita menemukan ruang untuk bersama, yang aku tahu aku bahagia, bahagia ku itu KAMU.

Sambil mengecup keningmu, lalu kamu tersenyum.

***
Dalam perjalanan pulang aku bertemu Anggara.

Hai bro, apa kabar? Sahutnya

Sambil menjabat tangannya, fine, dude. Lalu kita berjalan keara café yang biasa aku singgahi bersama kamu “BUMI”. Ahh entah kenapa kali ini ada sepintas getar yang tersirat.

Lihat, dia tersenyum menceritakan kamu, Airin. Decakku dalam hati.

Sepertinya kamu menemukan seseorang yang akan mengisi ruang dihatimu. Aku kenal baik dia, aku yakin kamu akan selalu tersenyum bersamanya.

Dia mencari tahu semua tentang mu, dari aku. Antusias itu tergambar dari raut wajahnya. Sosok lelaki yang aku kenal dengan sikap dingin yang ia miliki terhadap wanita. Kini ia bertransformasi menjadi sosok yang hangat, apa lagi ketika menyebut namamu.

Sosok lelaki yang pernah aku perkenalkan ke kamu waktu itu. Ya saat ini dia menemuiku. Menggali semua informasi tentangmu. Dan tanpa sengaja memori itu terbuka kembali. Cerita bersama senja di bangku taman, mengukir kata “BUMI”, semuanya. Semuanya hadir ketika aku berbagi tentangmu bersama nya.

Apa aku harus membagi semua itu, kepada nya? Kepadanya yang juga sahabat ku.Tapi kenapa hati ini sedikit menolak untuk berbagi?

Mentari, dia bertanya banyak tentangmu kepada ku. Haruskah aku menjawab semua nya?
Zie, menurut kamu Airin itu cewek yang gimana? Ungkap Anggara

Sontak aku terkejut mendengar pertanyaan itu dari nya. Untuk menutupi nya “hahhaha, dia anak baik”. Imbuh ku singkat.

“Aku tahu kalau dia anak baik-baik, tapi menurut kamu dia tipe cewek yang bagaimana? Kamu kan sahabat nya. Pasti lebih tahu. Bantu aku untuk mendekatinya.” Sergah Anggara sambil meninju kecil bahu ku.

Mendengar itu ada sedikit sengatan disini (rongga dada). Kamu tahu mentariku, beberapa detik setelah mendengar nya aku tertegun.

“ heei, kenapa bengong? Bisa gak?” ucap nya

“eehh, kenapa? Sorry, sorry aku gak fokus” lanjut ku mencoba menyembunyikan hal itu. Tahu kah kamu ini mentariku. Ada sosok lain yang mendamba mu di sini. Tapi kenapa ada hati yang sedikit terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan itu.

“Ariani… dia suka dengan hal-hal yang sederhana.” Itu aku tahu.

“Bisa beritahu aku lagi, hal sederhana apa yang dia suka?” Anggara melanjutkan pertanyaan nya ke aku.

“Sorry, dude. Aku lupa malam ini aku ada janji dengan Amuri. Aku harus buru-buru. Bye, take care”. Aku meninggalkan dia dalam keadaan penuh tanya tentang mu, mentari. Maaf kali ini aku tak ingin berbagi hal itu pada siapa pun. Bukan maksud hati untuk menutup jalan dan celah yang telah kamu buka kan untuk nya. Hanya saja aku tak ingin membagi nya. Berlebihan kah???

“Melangkahkan kaki pada jalan setapak, hanya derap langkah kaki ku yang terdengar. Sekilas menangkap bayangan yang berjalan seiring dengan ku. Ternyata itu kamu, mentari yang berada pada ujung jingga di langitku. Bersiap meninggalkan lembayung senja dan berpasrah pada malam yang menggantikan nya.”





3 komentar:

  1. hmm i knew it,
    zie.. secinta apapun dia kepada Amuri tetapi tetap saja ada perasaan lain pada airin, pesona amuri telah mengaburkan fakta bahwa zie pun mencintai airin, cuma airin kalah pamor.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha...
      kita lihat saja nnti kisahnya di putaran selanjutnya :D

      Hapus
  2. semakin semangat menyimak cerita ini... :P,
    salut banget buat semuanya :')

    BalasHapus