this pict from here |
Apa
kamu pernah merasakan sesak yang menyeruak didalam dada? Ada tekanan yang
membuatmu sakit bahkan teramat sakit. Ketika mencoba menenangkannya, tapi yang
ada malah sebaliknya hati dan logika mu tak ingin bersatu. Saling melontarkan
pendapat yang tak ayal membuatmu merasa ingin menghujat. Pernah??
Ini,
aku melakukannya. Lebih tepatnya mencoba.
Ada
sinar yang kutangkap terpancar dikerlingan matamu. Ada getar yang menggebu
ketika kamu bercerita tentang dia. Ada apa ini sebenarnya? Bukannya dia
masalalu mu? Kenapa masih ada sinar dan getar yang terkadang membuat aku
menjadi beku.
Sampai
kapan kamu akan bersikap seperti ini. Tolong lihat aku. Aku ada pada waktu ini
dan esok bersamamu. Sedangkan dia, masalalu mu. Masalalu yang pernah membuatmu
sakit. Tapi, kenapa? Kenapa?
Aku
tahu kamu sangat menyayanginya, dulu. Tapi apa tidak bisa kamu simpan saja
cerita itu untukmu? Simpan sebagai kenangan saja. Dan kini tatap aku dimasa ini
bersama mu dan seterusnya. Bisa?
Kenapa
diam? Kamu kenapa diam? Aah….maaf jika semua ini membuatmu merasa tersudutkan.
Aku mengerti, ini tak mudah, aku tahu dia begitu lama ada dihidupmu. Wajar saja
dia begitu susah untuk terhapus di memorimu. Mungkin ini kerena cemburu saja.
Aku
tak bermaksud membuatmu merasa bersalah, sudah. Aku akan mencoba membiasakan
diri untuk mendengarmu bercerita tentangnya. Ceritakan saja, aku akan
mendengarkannya semampuku. Bila nanti aku tak mampu lagi , aku akan minta izin
sejenak padamu.
Pergi?
iya. Aku akan pergi sejenak, mungkin keteras belakang rumah. Menenangkan hati,
atau sekedar menghirup nafas panjang, lalu akan ku coba lepaskanya sekuat
mungkin. Mudah-mudahan saja dengan begitu rasa sesak itu bisa lepas. Dan aku
akan mendengarkanmu bercerita lagi.
Ayo
lanjutkan,
Nanti
bila aku lelah lagi mendengarkannya, aku akan minta waktu lagi untuk kebelakang
sebentar.
Mau
ngapain? Melepaskan nafas lagi ?
Bukan,
kali ini aku tak ingin melepaskan nafas, tapi aku ingin mengurut dadaku.
Menenangkanya agar tak semakin sesak. Aku tak ingin kamu melihatku melakukan
itu. aku kan melakukanya di sebelah kolam belakang rumah. Mungkin sambil member
makan ikan. Setelah itu kamu boleh melanjutkan cerita tentangnya.
Iya.
Aku masih mendengarkanmu. Aku masih menyimak setiap bait yang keluar dari
bibirmu itu. Tenang aku tak apa-apa. Ini hanya sedikit sesak. Asalkan sesakmu
bisa lepas tak apa aku yang merasakanya. Sekarang, kamu terlihat begitu
bahagia menceritakanya. Matamu semakin berbinar. Gurih sekali senyummu itu. Kamu
bahagia?
Ahh..
tunggu sebentar, aku ingin minta izin lagi, kali ini mungkin agak lama. 15
menit, aku mau kekamar mandi. Mataku
sepertinya kena debu. Dikamar
mandi ada airkan? Ada. Mungkin itu tempat yang tepat untuk mencuci muka. Mataku
mulai perih. Permisi.
Maaf
tadi mataku kena air dikamar mandi, ada debu sedikit lalu aku mencucinya. Jadi
agak memerah, tapi tak apa-apa kok. Nanti juga baik sendiri. Ya sudah, sekarang
lanjutkan lagi ceritamu. Aku masih sangat ingin mendengarnya.
Iya
aku yakin tidak apa-apa. Lanjutkanlah ceritamu hari ini. Ingat hanya untuk hari
ini. Apa kamu bisa melakukannya? Setidaknya untukku yang sekarang bersamamu.
Tapi jika kamu tidak bisa, tidak apa-apa. Aku akan memakluminya sekali lagi.
Mungkin dengan perlahan.
Aku
akan membantumu untuk melepasnya. Dan cemburuku setidaknya hanya akan aku
rasakan untuk saat ini saja. Luapkanlah semua kerinduan yang kamu miliki
untuknya. Tenang saja, aku tidak apa-apa. Lihat aku masih tersenyum untukmu dan
ceritamu. Sial mata ini kembali memerah. Tidak, aku tidak apa-apa. Iritasi kembali,
boleh aku permisi sebentar? Kemana? Aku ingin mengambil obat tetes yang
tersimpan dilaci kamar kita. Tidak perlu, tidak perlu kamu ambilkan. Biar
aku saja yang berjalan mengambilnya, dan kamu tetap disini nikmatilah secangkir
teh hangat itu. Iya aku yakin tidak apa-apa.
Dan
perlahan aku berjalan menjauhimu, andai kamu merasakan sesak ini. Hmm, tidak
apalah. Aku yakin kamu nanti juga akan berhenti menceritakan tentang dia. Walau
aku harus menguasai cemburu ini agar tidak meluap. Kamu tahu betapa sulitnya?
Lihat aku melakukannya untuk kamu dan masa lalumu.
Mataku
agak sedikit perih, ada aura panas yang kurasa saat ini. Tidak, aku tidak
menangis. Ayo lanjutkan kembali. Mari kita habiskan hari ini. Sampai batas
lelah yang kumiliki.
Aku
akan tetap memberikan senyuman ini padamu. hanya padamu, karena aku tak akan
sanggup melakukan semua ini kalau bukan untukkmu. Kamu (mungkin) tak akan
pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di hatiku. Sebaiknya memang begitu kamu
tak usah tahu, aku tak yakin kamu sanggup melakukan apa yang aku lakukan ini.
Sekarang
aku sadar, ternyata dia begitu hebat dimatamu. Mungkin dia lebih hebat dariku
dalam beberapa hal. Tapi apa dia bisa sanggup melakukan apa yang aku lakukan
ini?
Kamu!
Kamu juga sangat hebat, kamu adalah seseorang yang hebat. Karenamu, aku bisa
menjadi kuat melakukan semua ini. Ayo…lanjutkan ceritamu. Tak apa, aku akan
mencoba terbiasa dengan suasana ini. Mendengarmu ( masih ) bercerita
tentangnya. Lakukan hingga kamu bosan menceritakanya padaku. Entah kapan.
rasa cemburu kalo terus disimpan akan menjadi luka. motto ini aja kk
BalasHapus"aku akan mengatakan persaanku padamu meskipun aku harus mati karenanya"
cemburu cermin rasa sayang, namun cemburu berlebihan dan tak mau mendengar alasan harus dijauhkan,, berbicara dan saling terbuka lebih baik dari pada memendam dalam hati,, #nyambung gak ya,,heheheheh
BalasHapusaku udah lewati ini kak secara nyata dan auw rasanya diketuk lg kepalaku ingat hal kemarin dan ternyata DIA yg skg lbh baik dripda DIA yg dlu yg hrus tiap saat aku ceritakan :)
BalasHapus@kuroyukihime: hehehehe :)
BalasHapus@naturalzine:nyambung kok, solusi yg baik. Namun terkadang orang cemburu biasanya susah menerima pernyataan dari siapapun. Benerkan??
@Aiinizza: hehehe, untung kakak blm pernah mengalaminya nisa :D
Bagus. :) feelnya dapet.
BalasHapus