here |
Nanti sesekali waktu, maukah kamu datang menemuiku lagi?
Sambil menikmati makan
siang di kotamu. Kita kembali berbicara panjang lebar sampai malam menyambut
senja. Berbicara tanpa ada rasa sekat yang seolah membelenggu kita. Berbicara
apapun yang kita mau seperti dulu lagi. Bisa?
Maukah kamu datang
menemuiku lagi, nanti. Ketika aku sudah menetap dikota kelahiranmu itu. Bahkan
jika kamu mau, dengan senang hati aku akan menerima kedatanganmu untuk selalu
menemuiku sepulang kerja nanti. Maukah kamu?
Aahh, aku selalu mendamba
seperti waktu yang telah berlalu. Pergi nonton berdua, menikmati keramaian
berdua. Bahkan kita pernah mengomentari sepasang kekasih muda yang sedang asik
duduk berdua sehingga tidak menghiraukan keberadaan manusia lain didekatnya.
Kita tertawa. Lalu sepasang kekasih muda itu menoleh kearah kita, dan kitapun
terkejut. Dengan tampang tak berdosa kitapun acuh tak acuh terhadap mereka. Geli
sendiri jika aku ingat-ingat.
Ooh iya, masihkah kamu
mengidolakan club sepak bola itu?
Seperti pertama kali kamu menceritakan kesukaanmu terhadap club tersebut. Sehingga tanpa alasan apapun akupun turut
mengidolakannya. Meskipun aku tidak terlalu paham dengan permainan yang disukai
oleh hampir seluruh manusia dimuka bumi ini. Sampai-sampai aku membeli beberapa
barang yang memiliki lambang dari club bola
itu. Ceritamu itu masih selalu menjadi andil dalam hariku, terkadang aku
sengaja memilih beberapa barang sebagai koleksi. Seperti selimut yang
berlambangkan bendera club favorite
kamu itu. Tentunya itu sebagai
pengingatku terhadapmu.
Kotamu itu adalah impianku
untuk membangun masa depan. Hei, bantu aku dengan doamu untuk mencapainya.
Meskipun tidak setiap hari, setidaknya aku bisa merasa dekat denganmu.
Nanti sesekali waktu, kalau
kamu bersedia dan jika dia mau kita bisa menghabiskan waktu seharian bertiga
dan saling bertukar cerita. Tenang saja aku tidak akan memperlihatkan raut
sedihku karena dia telah memilikimu seutuhnya. Bahkan mungkin nanti kami berdua
bisa menjadi sahabat, seperti aku dan kamu. Cemburu? Tentu saja tidak, kata itu
sudah jauh-jauh aku lepaskan keudara. Kamu tenang saja. Dan tentunya aku juga
tidak akan membuat dia cemburu kepadaku, sebab aku tahu semua hal yang
berkaitan denganmu seperti makanan apa yang kamu tidak bisa makan,
impian-impianmu, cerita keponakanmu yang lucu-lucu itu. Aku akan mengunci
cerita itu rapat-rapat agar dia nyaman bersamaku. Tenang saja.
Dan sekarang satu pintaku,
bantu aku menjemput impian itu dengan doamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar