Bagaikan mengingat wajah
seseorang yang tak pernah aku temui. Seperti itulah upayaku untuk melupakanmu.
Benarkan...? Hatiku
langsung luluh ketika mendapatkan satu kata "hai" saja darimu. Aaah,
lemahnya hati. Seakan memori yang tersimpan rapi nun jauh didalam sana keluar
berhamburan. Desiran itu, senyuman itu membiusku berkali-kali untuk larut dalam
kenyamanan hati yang sempat kamu berikan.
5 tahun, 5 tahun
pergulatan hati yang kuhadapi untuk melawan perasaan itu. Sapaan itu berhasil mendobrak pagar yang
telah aku persiapkan, aah ternyata aku terlalu lemah membangunnya. Seharusnya
aku lapisi baja berkali-kali agar tidak ambruk, bodohnya aku. Haruskah ku
nikmati?? Atau aku hindari?? Sekali lagi hati dan logika tidak sejalan.
Jadi, selama ini kamu
kemana saja? Datang dan pergi sesukamu? Hatiku ini punya aturan, nona. Kamu
tidak bisa seenaknya saja seperti ini terhadapku. Apa kamu memanfaatkan hatiku
yang lemah ini untuk bersikap seperti itu. Mentang-mentang kamu tahu aku sangat
menginginkanmu jadi bisa sesukamu? Berhentilah seperti itu.
Ingat..!! Masih ada
luka yang belum mengering sejak kamu tinggal pergi? Sekarang kamu mau apakan
lagi? Mau menambah luka? Atau mengobatinya? Kamu lihai sekali mengambil hati
yang sudah terlanjur luluh ini dengan senyuman manismu itu. Seolah kamu
tersenyum tidak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Tidakkah kamu
mengingatnya? Sore itu, aku menyaksikannya sendiri dengan kedua mataku. Kamu
bermesraan dengannya disebuah tempat favorit kita. Tidakkah kamu mengingatnya?
Pilihanmu sendiri
yang membawamu pergi dariku. Lalu kini, apa yang membawamu datang kembali??
hai ade, kunjungan balik :D
BalasHapussepertinya akan ada satu lagi pengaggum tulisan-tulisan kamu, hehehe aku follow deh blognya
@utari...heii :) selamat datang tari
BalasHapussemoga kita bisa saling mengagumi :D follow balik juga ;)