Rabu, 28 Mei 2014

Jemput aku di sepertiga malammu...


 
here

Aku ingin menguji takdir ini, sayang.

Dengan melepaskanmu tanpa rasa sedih, kecewa, takut. Awalnya hal ini adalah masa terberat yang harus  aku jalani. Setelah semua hal yang telah kita lalui bersama. Namun, aku tetap percaya jika suratan itu telah dituliskan oleh-Nya kita akan tetap bisa bersama-sama. Menikmati karunia yang telah diatur oleh sang Pencipta.

Aku percaya dia adalah sutradara terhebat yang menciptakan skenario yang kita jalani saat ini. Kamupun begitu bukan? Hingga detik disaat kita memutuskan untuk berpisah. Dia pencipta sejuta rasa yang simpang siur di dalam hati ini. Aku tahu itu. Aku pasrah menjalani setiap apapun yang sudah dikehendaki-Nya. 

Aku ingin menguji takdir ini, sayang.

Aku tahu kita sama-sama menginginkan. Sejauh apapun aku dan kamu melangkah. Sejauh apapun aku dan kamu berpisah. Jika nama kita berdua telah ditetapkan sebagai sepasang kekasih halal, maka kita akan menjadi. Tapi jika tidak anggap aku sebagai tempat persinggahan sementara untukmu sebelum kamu menemukan "kita" yang lain nantinya. 

Kita hanya perlu untuk menunggu dan meminta kepada-Nya ketetapan terbaik untuk kita. Maka hendaknya selama rentang jarak ini membentang aku dan kamu sama-sama memperbaiki diri. Jika kelak kita sudah menjadi ketetapannya kita sudah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari yang sekarang. Seperti apa yang pernah kamu katakan dulu "sekeras apapun kita mencoba, sekeras apapun kita meminta jika kita memang ditakdirkan kita akan kembali bersama. Jika tidak, kita harus bisa menerima dengan berlapang dada". Kamu benar sayang. 

Aku ingin menguji takdir ini, sayang.

Saat ini kita hanya bisa menikmati. Sebutlah selalu namaku disela-sela doamu. Akupun akan begitu. Semoga perasaan dan keinginan ini didengar oleh-Nya. Kutunggu kamu meminta dan menjemputku di sepertiga malammu. Dengungkanlah.


... terinspirasi dari cerita hati seorang sahabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar